Kita seringkali dihadapkan pada situasi di mana kita menilai orang dari masa lalu mereka. Apakah ini benar-benar adil? Apakah kita seharusnya menilai seseorang berdasarkan apa yang mereka lakukan di masa lalu mereka? Di sini, kita akan membahas mengapa kita seharusnya tidak menilai orang dari masa lalu mereka. Masa Lalu Mereka Bukanlah Semuanya Ketika kita menilai orang dari masa lalu mereka, kita cenderung melupakan fakta bahwa masa lalu mereka bukanlah semuanya. Seseorang mungkin melakukan kesalahan di masa lalu mereka, tetapi mereka juga telah belajar dari kesalahan itu dan berkembang menjadi orang yang lebih baik. Kita tidak bisa memandang seseorang sebagai individu yang sama seperti mereka di masa lalu mereka. Orang Berubah Kita semua tahu bahwa orang berubah seiring waktu. Seseorang yang melakukan kesalahan di masa lalu mereka mungkin telah belajar dari kesalahan itu dan berubah menjadi individu yang jauh lebih baik. Kita harus memberi kesempatan pada orang tersebut untuk membuktikan bahwa mereka telah berubah dan menjadi lebih baik. Kelemahan yang Ada di Masa Lalu Tidak Menentukan Siapa Seseorang di Masa Depan Kita semua melakukan kesalahan di masa lalu kita, dan itu adalah normal. Namun, kelemahan yang ada di masa lalu kita tidak menentukan siapa kita di masa depan. Kita harus memberikan kesempatan pada orang lain untuk tumbuh dan berkembang, tanpa menilai mereka berdasarkan kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu. Setiap Orang Berhak atas Kesempatan Kedua Kita semua berhak atas kesempatan kedua. Kita semua melakukan kesalahan, dan kita semua berhak untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Kita tidak bisa terus menilai orang atas kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu mereka, tanpa memberikan kesempatan pada mereka untuk memperbaiki kesalahan itu. Seseorang Bisa Menjadi Orang yang Berbeda Seseorang yang melakukan kesalahan di masa lalu mereka bisa menjadi orang yang berbeda di masa depan. Mereka bisa belajar dari kesalahan mereka dan berkembang menjadi individu yang lebih baik. Kita harus memberikan kesempatan pada orang tersebut untuk tumbuh dan berkembang, tanpa menilai mereka berdasarkan masa lalu mereka. Kita Tidak Bisa Mengubah Masa Lalu Ada kalanya kita merasa tergoda untuk menilai orang dari masa lalu mereka. Namun, kita tidak bisa mengubah masa lalu. Kita hanya bisa memilih untuk memaafkan dan memberikan kesempatan kedua pada orang tersebut. Kita harus memandang ke masa depan dan memberikan kesempatan pada orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Kesimpulan Menilai orang dari masa lalu mereka tidak adil. Kita harus memberikan kesempatan pada orang lain untuk tumbuh dan berkembang, tanpa menilai mereka berdasarkan kesalahan yang mereka lakukan di masa lalu mereka. Setiap orang memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka dan menjadi individu yang lebih baik. Kita harus memberikan kesempatan pada orang lain untuk membuktikan bahwa mereka telah berubah dan menjadi lebih baik dari masa lalu mereka. Kita harus memandang ke masa depan dan memberikan kesempatan pada orang lain untuk tumbuh dan berkembang._Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh_* MENILAI SESEORANG ️ Ustadz Firanda Andirja, MA حفظه الله تعالى ☝ Jangan pernah menilai seseorang dengan melihat masa lalunya. ☝ Betapa
Entah kenapa, hari ini banyak orang gemar membicarakan masa lalu seseorang? Katanya ber-akhlak tapi senang membahas sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Lupa ya, masa lalu itu hanya kenangan. Sudah terlewati dan tidak lagi berpengaruh di hari ini. Maka simpan saja masa lalu sebagai pelajaran. Untuk masa depan yang lebih baik. Jangan menilai seseorang dari masa lalunya Iklan Jangan pernah menilai seseorang dari masa lalunya. Apa karena orang lain masa lalunya jelek, lalu kita baik? Atau karena kita senang bergaul dengan orang-orang yang gemar bergosip bahkan bergibah? Memangnya, kita membantu apa pada mereka. Terus bila masa lalu seseorang buruk, apa kita pasti baik? Kita menjelek-jelekkan masa lalu orang lain. Tapi kita sendiri hanya bicara dan berpikir yang jelek tanpa mampu berbuat yang baik secara nyata, kok bisa? Manusia sering lupa. Sejatinya, hampir semua manusia pasti memiliki masa lalu yang kelam. Jauh dari sunnah Allah SWT, jauh dari hidayah, bahkan terombang-ambing dalam kemaksiatan yang nista. Bukankah banyak sahabat Rasulullah yang dahulunya pelaku kemaksiatan, peminum khamar, penjudi bahkan pelaku kesyirikan? Akan tetapi, tatkala cahaya hidayah menyapa mereka. Jadilah, mereka sebagai generasi terbaik yang pernah ada di atas muka bumi ini. Maka bisa jadi, kita adalah salah satu dari mereka yang memiliki masa lalu kelam. Lalu, kenapa kita sudi menilai seseorang hanya dari masa lalunya? Sekali lagi, masa lalu untuk siapapun hanya sebatas kenangan dan pelajaran. Justru, sebaik-sebaik manusia adalah pada akhirnya. Seperti diriwayatkan, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” HR. Bukhari, No. 6607. Amalan itu ada yang jelek, ada yang bagus. Amalan yang sangat manusiawi lagi lumrah. Tapi, amalan yang terbaik ada pada akhirnya. Amalan yang dilakukan di akhir umur kita. Sebagai penentu atas balasan yang dihisab. Siapa yang beramal jelek lalu beralih beramal baik, maka ia dinilai sebagai orang yang bertaubat. Sebaliknya, siapa yang berpindah dari iman menjadi kufur, maka ia dianggap murtad. Bisa jadi, seseorang yang dinilai buruk masa lalunya. Namun dalam batinnya kini, masih ada benih kebaikan dan istikomah bertindak baik. Maka di situlah, seseorang dapat meraih husnul khotimah, bukan suul khotimah. Jangan pernah menilai seseorang dari masa lalunya. Cukup jadikan masa lalu sebagai hikmah dan pelajaran. Untuk terus bergerak dan bertindak baik di manapun. Mumpung masih ada waktu, masih ada umur yang tersisa. Agar menjadikan semua aktivitas sebagai ladang amal. Menebar manfaat dan kebaikan kepada orang lain. Maka, janganlah menilai seseorang dari masa lalunya. Karena yang menjadi acuan adalah kesudahan seseorang saat meninggal dunia. Dalam keadaan baik atau buruk yang dilakukannya, bukan pada masa lalunya. Salam literasi PegiatLiterasi TamanBacaan TBMLenteraPustaka Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.